Selasa, 10 Oktober 2017

Patah Hati Terhebat

          Nama ku Nita, dibangku kelas 2 SMA yang ku duduki ini melukiskan banyak peristiwa yang tergores dari kisah cinta yang aku jalani. Katanya, cinta yang aku rasakan ini adalah cinta monyet. Cinta yang kesannya hanya main-main saja. Dari aku yang tersadar bahwa aku menyimpan rasa pada seseorang yang awalnya begitu indah, hingga aku yang merasa terbuang begitu saja karna sikapnya yang mungkin tak menginginkan ku lagi.

Tapi sebenarnya aku masih bertanya-tanya, jika cinta yang membuat aku tenggelam dengan rasa sakit ini saja hanya cinta monyet yang kesannya hanya main-main saja, lalu bagaimana cinta sesunggunya itu? Akan kah membuat aku tenggelam lebih dalam lagi? Akan kah sakitnya akan terasa lebih parah dari ini?

Namanya Gavin, seorang laki-laki yang pandai dan humoris. Kami sudah saling kenal sejak masih berada di bangku SMP. Awalnya hubungan kami berdua baik-baik saja. Hampir setahun dimulai ketika semester satu berakhir di kelas 1 SMA, Namun seiring berjalannya waktu, entah, mungkin dia sudah mulai jenuh atau bosan dengan hubungan kami ini. Membuat kami berdua semakin lama semakin renggang dan sering bertengkar, dalam hal kecil sekalipun.

Hari itu dia tidak bisa menemaniku pergi ke toko buku, padahal sebelumnya kami telah berencana untuk pergi ke toko buku. Dia mengatakan bahwa hari itu ia sudah berjanji dengan temannya untuk ikut futsal dan akan segera menjemputku ‘sebisanya’ setelah selesai futsal. Yah.. sebenarnya tidak begitu jadi masalah, toh dia sudah terlanjur janji dengan teman-temannya.

 Lorong demi Lorong aku lewati untuk mencari novel yang terbaru dan menarik untuk ku baca. Saat sedang asik mencari buku mana yang akan ku pilih, tiba-tiba seseorang membuat aku terkejut meneriakan namaku ditelingaku dan membuat aku reflek teriak. “ duh lo bisa ga sih ga ngagetin gua kayak gitu, bikin kesel aja deh. Untung gua gaada penyakit jantung, emng kalo gw mati disini lo mau tanggung jawab?” oceh ku kesal dengan ulah kevin teman sekolah ku membuat aku terkejut. “HAHAHAHA.. aduh ngakak banget gua ta.. hahhaa..” melihat dia tertawa geli karna berhasil membuat aku seperti serangan jantung kecil “hehehe iyaudah iya, maap. Lo sama siapa ta? Sendirian aja?” pertanyaan itu membuat aku teringat dengan dia, ada diluar sana dan mungkin tidak mengingat ku sama sekali terlampau asik. “hmm.. gavin gabisa nemenin gua, katanya dia ada janji mau main fusal sama temen-temennya.” “hahh.. futsal? Bukannya rencana mainnya besok ya? Gua juga ikut kok.. kita main bareng besok.” Aku terheran dengan pernyataan yang dilontarkan kevin kepada ku. Seketika itu membuat aku berfikir keras, dimana dia sekarang? Mengapa harus berbohong? Percakapan kami pun berlanjut tentangnya yang ternyata kedekatannya dengan perempuan lain sebaya dengan ku terjadi tanpa aku ketahui dibelakang ku. Aku memutuskan untuk pulang lebih dulu dan mengakhiri percakapan yang menyakitkan itu.

Awan gelap menyelimuti langit seketika mengguyur membasahi semua pakaian ku, bersamaan dengar air mata yang sudah tak sanggup ku bending lagi. Sembari berteduh aku melikan telpon ku dan terdapat sebuah pesan darinya. “ta maaf aku gabisa jemput aku baru aja selesai futsal sama temen-temen.” “kamu dimana?” setelah pesan terakhir itu ku kirim, aku menunggu balasan darinya tak kunjung datang, padahal dia sudah membaca pesan ku. Hanya mengatakan dimana dia? Apa susahnya? Semakin deras saja air mata ini mengalir.Tak ku sangka pesan yang terakhir ku kirim untuknya tak pernah terbalas lagi. Menghilang begitu saja. Kabar tentangnya yang ku dengar dari teman-teman ku telah melukai hatiku. Tentang kedekatannya Bersama perempuan itu semakin dekat. Hingga aku melihat dengan mata kepalaku sendiri gavin mengantarnya pulang seusai sekolah. Sebenarya ada apa? Berubah dan menghilang begitu saja menyisakan tanda tanya yang besar, membuat hati ini teriris setiap kali mendengar namanya. Melihatnya, mengetahui kabarnya, dan mendengar suaranya yang terkadak masih menyakiti hati. Kalau memang dia ingin mengakhiri semuanya, tolong sampaikan terlebih dahulu, aku pun tidak akan memaksanya untuk tetap tinggal. Tapi setidaknya dia pergi tidak meninggalkan tanda tanya dan menyisakan patah hati.




“patah hati itu manusiawi.
Tandanya kamu punya perasaan yang normal.
Sedih saat ternyata semua rencana
Tak sesuai dengan kenyataan.
Maka, nikmatilah proses pulihnya.
Nanti juga kamu akan paham.
Ada orang yang datang dan bertahan.
Ada yang singgah dan meninggalkan luka.”





32 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. ADUHH kasian , makanya hati hati dalam memilih

    BalasHapus
  3. keren, ditunggu postingan selanjutnya!

    BalasHapus
  4. baguss kali!! hati” ya dalam memilih!!

    BalasHapus
  5. Keren banget! Ditunggu postingan selanjutnya

    BalasHapus
  6. Ceritanya keren👍👍 Lanjutkan karyanya

    BalasHapus
  7. sa ae u tutup galon
    Btw kerenn bgt nihh cerpen nya

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. bagus! sangat menambah inspirasi!

    BalasHapus
  10. Sedih sekali hati-hati kalau memilih ok

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. patah hati terhrbat?? cinta terhebatny kapan? bkin lgi lah eakakak

    BalasHapus
  13. Tulisan yang bagus tentang patah hati.
    Keep writing

    BalasHapus
  14. keren bgt, mantappp, keep the good work dan ditunggu karya" lainnya dan kelanjutannya!

    BalasHapus
  15. Yang sabar ya ci... Hidup ini memang tak adil

    BalasHapus

1. Teks Prosedur merupakan teks yang berisi tentang langkah-langkah atau tahap-tahap untuk melakukan suatu hal baik melakukan suatu kegiat...